Friday, February 10, 2012

Puisi-Puisi Arum Tri Handayani (Aroem)

“ Snow Man “
( Pria Salju )

Desember tiba …
Hari demi hari terasa begitu panjang dan lama.
Tuhan, seandainya boleh mengeluh jika aku lelah…
Berdiri membeku, hanya berteman sunyi malam yang mencekam.

Selama ini diam-diam, ku beri hati dan cintaku padanya.
Pelan-pelan, ku mulai merindukannya.
Dalam malam bertabur cahaya bulan,
Menjelma rohku, terbang menemuinya.

Beri waktu semalam saja …
Aku akan kembali tepat pukul dua belas malam.
Tidak bolehkah melihat senyumnya?
Sebelum aku meleleh, lalu menghilang selamanya.


31 Desember 2011,
Aroem.
___________________


“ PICTURE OF YOU ”

Inilah dirimu ….
Sebuah nada melodi, yang sendu.
Itulah kamu …
Jutaan kristal yang bersinar, menghiasi mimpiku.

Tiada lagi sedih, melukai hari-hariku.
Keajaiban warna-warna, dalam kanvas hidupku.
Sehangat kecupan mentari pagi …
Yang tersimpan dalam kelembutan hati.

Inilah dirimu …
Seputih dan setipis awan, dilangit yang biru.
Seperti itulah kamu,
Gambaran yang selalu melekat dalam ingatan-ku.


04 Januari 2012,
- AROEM -


“ SECANGKIR VANILLA LATTE, DI SORE YANG KELABU “

Secangkir Vanila Latte ….
Saat kesepian dan hujan rintik-rintik, mulai membunuhku.
Dalam imajinasiku di sore yang sendu,
Dirimu menghilang dari pikiranku.

Satu, dua, dan tiga … saatku membuka mata.
Dalam titik-titik embun di kaca jendela,
Ku lihat cintamu, satu per-satu mulai luruh.
Tanpa sedikitpun ragu, pergi meninggalkanku.

Secangkir Vanila Latte …
Aku mulai melupakanmu.
Di sore hari yang basah dan kelabu,
Hatiku takkan lagi menjadi milikmu.


14 Januari 2012,
- Aroem -


_________________________

Catatan Penulis :

ISI PUISI DIATAS :

" SNOW MAN "
Kenapa dengan “Snow Man” ? dan mengapa “Snow Man” ?

Aku merasa…. Karena kemarin baru saja kita melewati bulan di akhir tahun 2011 yaitu bulan Desember. Karena Desember identik dengan Natal dan juga salju bagi Negara yang memiliki empat musim. Dan bagi musim salju, banyak sekali ornament-ornamen Natal, seperti pohon Natal dan juga Manusia Salju (Snow Man).

Entah mengapa aku bisa berpikir tentang “Snow Man”. Ini sekedar sepintas saja, dan langsung menemukan kata kunci “Snow Man”. Seandainya mereka para manusia salju itu tak hanya hiasan yang terbuat dari salju, tapi disaat tertentu mereka bisa menjelma menjadi seorang manusia, pria atau pemuda yang tampan.

Saat siang hari mereka hanyalah boneka yang terbuat dari bongkahan salju dan mainan anak-anak. Tapi saat malam, mereka menjelma berubah wujud menjadi manusia yang muda dan tampan, lalu tak sengaja bertemu dengan seorang gadis (manusia) dan jatuh cinta.

Pemuda salju itu jelas sangatlah sedih, karena dia bukan manusia melainkan hanyalah sebuah salju. Dia memohon pada Tuhan, untuk diberi waktu semalam saja. Agar dia bisa bertemu dan melihat gadis yang selama ini diam-diam disukainya, sebelum bulan Desember berakhir. Dan tentu saja, sebelum dia meleleh dan menghilang untuk selamanya.

Waah… maaf ya, kalau isi dari puisinya ku sedih. Tapi begitulah inspirasi yang ku dapat.

" PICTURE OF YOU "
“PICTURE OF YOU”. Kalimat yang simple, dan penuh arti. Ini seperti sebuah judul lagu. Ya, awalnya aku memang terinspirasi dengan lagu milik TVXQ/DBSK/Tohoshinki yang berjudul sama, “Picture Of You”. Namun, meski agak mirip, tapi saat menulis puisi ini aku sama sekali tidak memikirkan TVXQ. Ini adalah murni dari dalam hati dan ide yang seperti biasa, mengalir begitu saja.

“Lalu, sosok siapakah yang ku gambarkan di puisi itu?”

Puisi diatas mengisahkan tentang seorang pemuda, yang bertemu dengan seorang gadis. Sosok pemuda itu tampan dan banyak yang mengagumi. Namun sifatnya angkuh, dingin, sedikit aneh dan kasar. Suatu ketika, ada seorang gadis yang masuk mendaftar menjadi mahasiswi baru di kampusnya.

Saat masuk dihari pertama, dia kesasar. Dia masuk ke sebuah ruangan seni dan bertemu dengan pemuda itu. Pemuda itu terkejut, lalu membentaknya dengan kasar. Namun kesan pertama saat dia berjumpa dan melihat gadis itu, sedikit membekas dalam hatinya. Gadis itu bersikap lembut, dan sopan padanya, Dia meminta maaf pada pemuda itu. Hari demi hari ia sering melihat gadis itu masuk ke ruang seni. Dan hari demi hari, gadis itu secara diam-diam, semakin memberikan kesan tersendiri dalam hatinya.

Wuih…romantis banget ya?
Terimakasih,

" SECANGKIR VANILLA LATTE, DISORE YANG KELABU "
Aku ingin mengajak kalian :“ Yuk, berkunjung ke kedai kopi yang ada diujung jalan! “
Mengapa aku menggunakan kata kunci bertemakan “kopi”, yaitu “Vanilla Latte. Ada apa dengan kopi, dan mengapa kopi? Apakah aku sangat suka sekali dengan kopi? Apakah aku suka dengan Vanilla Latte?

“SECANGKIR VANILLA LATTE, DI SORE YANG SENDU DAN KELABU.”
Entahlah, saat menyusun kata demi kata, dan kalimat dalam puisi ini … aku seperti berada di dalam sebuah Coffee Shop yang didalamnya tak banyak pengunjung. Aku seperti duduk didalam Coffee Shop itu, ditempat duduk paling pojok dekat dengan jendela.

Saat hujan turun rintik-rintik, dan udara diluar sangat dingin. Duduk sendiri, sambil menikmati secangkir Vanilla Latte hangat, cokelat hangat, atau secangkir Cappucino yang nikmat. Mendengarkan musik yang diputar, sangatlah sendu. Dan mereka memutar musik-musik instrumental yang sangat ku suka. Seperti lagu semi klasik, denting piano, gitar, saxsofon dan terkadang flut. Cobalah membayangkan dan ikut merasakan, hal yang seperti aku tulis ini.

Bukankah disela-sela kesibukan, dan rutinitas kita sehari-hari, ada kalanya memerlukan sedikit ruang bagi diri kita untuk menyendiri? Menekuni hobi, bahkan melakukan hal-hal yang selama ini diam-diam kita sukai? Bukankah kita ini manusia? Bukankah kita ini punya rasa lelah, sedih, marah, bahagia, yang ingin kita ungkapkan tanpa diketahui oleh orang lain? Kita masih memiliki perasaan. Kita ingin sekali dicintai, diperhatikan dan dihargai. Aku dan teman-teman terkadang bahkan sering kali merasa sedih, namun selalu berusaha sekuat tenaga tersenyum. Cobalah memberi ruang bagi hati, pikiran, dan perasaan kita sedikit privasi seminggu sekali atau sebulan sekali.

Terus terang, terkadang aku melakukan hal itu. Aku pergi kesuatu tempat, hanya untuk membaca sebuah buku. Saat hari libur, aku sempatkan utk berolah raga. Terkadang aku pergi kesuatu tempat sambil membawa peralatan menggambar. Tidak hanya pergi ke Mall, atau shopping. Terus terang, aku lebih nyaman, jika aku pergi ke tempat yang tak terlalu banyak orang.

“SECANGKIR VANILLA LATTE, DI SORE YANG SENDU DAN KELABU”. Mengingatkanku pada seseorang yang dulu pernah singgah dan menempati salah satu ruang dalam hatiku. Bahkan dulu, banyak sekali puisi yang aku tulis untuknya. Mengingat itu, aku merasa heran. “Kenapa bisa aku begitu mencintainya? Kenapa bisa, aku jatuh cinta? Dan kenapa bisa semuanya berakhir begitu saja. Kenapa bisa … perasaanku padanya sekarang hilang begitu saja? Seperti butir-butir tetes air hujan, yang menempel di kaca jendela.

Meminum secangkir hangat Vanilla Latte, kopi dengan krim kental dipadu Vanila dan caramel. Sambil menikmati musik, dan hujan yang turun rintik-rintik. Apa yang kurasakan padanya dulu, adalah sesuatu yang murni, dan tulus dari dalam hati. Jika sekarang perasaan itu tak ada lagi, aku juga tak tahu. Semua sedih dan perasaanku luruh, melebur dalam derasnya air hujan yang turun,

Terimakasih, tetaplah semangat ya teman-teman!

Semarang, 05 Februari 2012,
Arum Tri Handayani (Aroem).
parkrichanchan@y,mail.com

No comments:

Post a Comment